Minggu, 30 Mei 2010

INDUSTRI PELAYARAN RI BUTUH RP.34 T



JAKARTA – Seiring berkembangnya 3 komoditi utama yang berupa minyak, batubara dan kargo, industri pelayaran di Indonesia masih membutuhkan tambahan armada sebanyak 654 unit pada tahun 2010. Kebutuhan kapal ini bervariasi mulai dari jenis coral carier, tanker, dan kapal kontainer.

Menurut Dirjen Perhubungan Laut Effendi Batubara dalam siaran persnya, Kamis (27/3), tambahan total muatan yang harus diangkut oleh kapal nasional sampai 2010 sekitar 152,94 juta ton

Effendi menambahkan untuk pengadaan armada tersebut dibutuhkan dana sebanyak US$ 4,635 miliar. Dari jumlah ini, jika diasumsikan pendanaan dari modal sendiri perusahaan pelayaran sebesar 20 % maka dana tambahan yang dibutuhkan sebanyak US$ 3,713 miliar atau setara Rp 34 triliun.

Setelah 3 tahun Instruksi Presiden No.5/Tahun 2005 tentang pemberdayaan industri pelayaran berjalan, jumlah armada nasional mengalami peningkatan dari 6.041 unit kapal pada bulan Maret 2005 menjadi 7.463 unit kapal per 31 Desember 2007, atau naik sebesar 23,54 %.
“Peningkatan armada nasional tersebut berasal dari pengalihan bendera kapal-kapal asing menjadi kapal berbendera indonesia, pengadaan kapal baru dan dan pembelian kapal bekas dari luar negeri,” ujarnya.

Selain itu, hasil signifikan yang berhasil dicapai industri pelayaran Indonesia adalah meningkatnya pangsa muatan angkutan laut dalam negeri. Pada tahun 2004 kapal nasional mengangkut 101,3 juta ton (54% dari total muatan 187,6 juta ton) dan kapal asing 86,3 juta ton atau 46 %.
“Pada 2007 terjadi peningkatan yang signifikan, armada nasional mampu mengangkut sampai 148,7 ton (65,3% dari total muatan 227,9 juta ton) dan kapal asing hanya 79,2 juta ton (34,7%),” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar